Saat Teduh #1 "Kasih Allah"

Efesus 3:16-19 (VMD)  

"Aku meminta kepada Bapa dengan kekayaan kemuliaan-Nya untuk menguatkan kamu dengan kuasa melalui Roh-Nya agar kamu kuat di dalam rohmu.

Aku berdoa supaya dengan imanmu, Kristus hidup dalam hatimu. Aku berdoa agar hidupmu semakin kuat dalam kasih dan dibangun di atas kasih.

Dan aku berdoa agar kamu dan semua umat Allah akan menerima kuasa untuk mengerti kebesaran kasih Kristus. Aku berdoa agar kamu dapat mengerti betapa lebar, betapa panjang, betapa tinggi, dan betapa dalamnya kasih itu.

Kasih Kristus lebih besar daripada pengertian manusia. Aku berdoa supaya kamu dapat mengetahui kasih itu, sehingga kamu dipenuhi dengan segala sesuatu yang mau diberikan-Nya kepadamu."


Doa Paulus untuk jemaat di Efesus ini benar-benar menggugah hati karena dia berharap jemaat--dan kita sebagai pembaca, dapat mengalami dan mengerti kasih Allah yang bahkan sebenarnya terlalu rumit untuk dimengerti. Begitu panjang, lebar, tinggi dan dalam. Seakan-akan kalau itu adalah aliran air, kita seperti berada di bawah guyuran air terjun, lalu bergerak menyelam ke kedalaman sungai. 

Jadi, kita memang tidak bisa membatasi kasih Allah berdasarkan pengertian kita sendiri. 

Ada beberapa refleksi yang kulakukan ketika merenungkan itu:

1. Apa saja kata-kata kutuk ataupun kata-kata penuh kelemahan yang kukatakan pada diriku sendiri? Waktu mencoba menjawab itu, aku pribadi mendapati banyaknya hal buruk yang kukatakan pada diriku sendiri.  Kata-kata seperti, "I'm not enough", "I am a failure", "No one will accept me if they know who I am", "I don't deserve to be okay and to be happy", "Hidupku penuh kesialan dan aku sendiri adalah kesialan", "Aku jelek, aku tidak sebaik dan serupawan orang lain", dan lainnya.

Ya, itu semua tidak terlepas dari dosa-dosa di masa lalu yang membuatku berpikir aku "lebih rendah" atau "paling rendah" dari semua manusia di bumi ini. Tapi melalui kitab Efesus, terkhusus di pasal 2 dan 3, aku diingatkan bahwa aku diselamatkan bukan oleh kekuatanku, dan aku dikasihi bukan karena aku layak ataupun karena kebaikanku, tapi semata-mata memang Allah adalah kasih itu sendiri. Kasih karunia-Nya membuatku menjadi manusia baru dan memiliki identitas yang teguh di dalam Kristus.

Efesus 2: 8-9

"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.


2. Bacaan setahun yang kubaca sedang membahas soal Kejadian 1-2. Melihat bagaimana aku diciptakan sesuai gambar Allah, seharusnya aku juga memandang diriku sebagaimana Allah memandangku. 

3. Refleksi selanjutnya adalah dari Matius 1. Ada alasan mengapa penulis Alkitab mencantumkan silsilah Yesus di situ. Kita bisa melihat bagaimana Allah memilih dan memakai orang-orang yang nampaknya "rusak" dan "tidak layak" menurut pandangan dunia untuk menjadi perpanjangan tanganNya dalam menjalankan misiNya. Sebut saja Rahab (pelacur), Rut (non-Yahudi), Salomo (yang dilahirkan dari Betsyeba), dll. Apapun masa lalu kita, entah bagaimanapun rusaknya hidup kita, Tuhan masih sanggup untuk memakai kita untuk melakukan hal-hal besar dan menyatakan kemuliaanNya. 


"Our greatest need is not happiness, but forgiveness"

Pengampunan itu hanya bisa kita dapat dalam terang kasih karuniaNya yang tidak berkesudahan dan selalu baru tiap pagi. Kasih-Nya memberikan kita kemampuan untuk dapat memandang diri kita dan orang lain tidak dengan pandangan yang merendahkan.

Semoga siapapun kamu yang sedang membaca ini, dapat juga mengalami kasih-Nya yang begitu besar dan dalam itu, sehingga kamu tidak lagi memandang dirimu ataupun orang lain, dengan pandangan yang penuh dengan intimidasi. 

Nikmati kasih-Nya, nikmati hidup bersama dengan-Nya! 💓

Comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. "our greatest need is not happiness but forgiveness" wow , sebuah kata yang cukup menusuk mata ya. Keren kak, keep going !!! 🥳🥳🥳🥳

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts